Sabtu, 12 November 2011

Dasar penentuan kebutuhan gizi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan segenap RahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.  Terima kasih yang tak terhingga juga kami ucapkan pada teman-teman, dosen pembimbing, serta pihak-pihak lain yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah kami ini.
Ilmu gizi merupakan salah satu cabang ilmu yang terus berkembang dari waktu ke waktu. Dan sebagai mahasiswa keperawatan, kita harus memahami dengan baik tentang ilmu ini, meneliti, untuk kemudian mengaplikasikannya kepada masyarakat sebagi wujud tri dharma perguruan tinggi. Mahasiswa keperawatan harus mengetahui bagaimana  proses metabolisme makanan di dalam tubuh, serta efek-efek berbeda yang akan timbul pada klien kita yang berada dalam rentang sakit, atau kelainan-kelainan metabolisme.
Dan sebagai lanjutan dari makalah sebelumnya, kami kembali menulis dengan  judul ”Dasar Penentuan Kebutuhan Gizi” Harapan kami, kita bisa belajar bersama tentang bagaimana cara mengetahui kebutuhan gizi masyarakat. Agar nanti dapat kita aplikasikan kepada masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.
Kami menyadari, makalah ini tentu masih membutuhkan banyak masukan dan tambahan. Oleh karena itu, marilah kita berpartisipasi aktif dalam diskusi kelas. Sampaikanlah ide-ide yang membangun itu, agar pemahaman kita dapat lebih baik untuk kemudian memudahkan kita mengikuti materi-materi selanjutnya.

                                                                                                                          
                                                                                                 Padang, 30 September 2010


                                                                                                                Kelompok 3




DASAR  PENENTUAN KEBUTUHAN GIZI

Standar kecukupan gizi.
Standart kecukupan gizi secara ukuran dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu:
·         Ukuran makro, yaitu kecukupan kalori (energi) dan kecukupan protein.
·         Ukuran mikro, yaitu kecukupan vitamin dan mineral.
Kecukupan kalori (energi)
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan pekerjaan, tubuh memperoleh energi dari makanan yang dimakan, dan energi dalam makanan ini terdapat sebagai energi kimia yang dapat diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi kimia, energi mekanis, senergi panas dan energi listrik..
Energi dalam tubuh digunakan untuk:
·         Melakukan pekerjaan eksternal;
·         Melakukan pekerjaan internal dan untuk mereka yang masih tumbuh;
·         Keperluan pertumbuhan, yaitu untuk senyawa-senyawa baru.,
Penentuan kebutuhan kecukupan Energi
Cara-cara menentukan kebutuhan energi (kalori)
·         Teori RBW (teori berat badan relatif)
RBW = BB (Kg)/ TB(cm)-100X100 %
BB = Berat badan
TB = Tinggi badan

Dimana dengan ketentuan:
1.Kurus jika RBW < 90 %
2. Normal jika RBW = 90-100 %
3. Gemuk jika RBW >110 % atau -<120 %
4. Obesitas ringan RBW 120-130 %
5. Oesitas sedang RBW > 130-140 %
6. Obesitas berat RBW > 140 %
Kebutuhan kalori (energi) perhari
1.Orang kurus BB x 40-60 kalori
2.Orang normal BB x 30 kalori
3.Orang gemuk BB x 20 kalori
4.Orang Obesitas BB x (10 x15) kalori
Kalori di atas harus ditambah dengan kalori untuk kegiatan pregnansi dan laktasi.
Kalori untuk orang hamil ditambah 100 kalori (tri semester I),ditambah 200 kalori (tri semester II), ditambah 300 kalori (tri semester III).
Bagi yang menyusui / laktasi ditambah 400 kalori per hari.kelemahanya bila menggunakan teori RBW adalah jenis kelamin dan umur tidak di akomodasikan .
Energi BMR (basal metabolisme rate)
Energi BMR adalah energi minimal untuk menjalankan proses kerja atau proses faal dalam tubuh dalam kondisi Resting Bed (berbaring istirahat di atas tempat tidur).

Determinasi Efektif Energi
Determinasi efektif adalah cara penelusuran yang efektif untuk menentukan kebutuhan energi per hari yang dibutuhkan seseorang.Determinasi efektif energi yang diambil oleh:
1. Pengawasan berat badan dan pengaturan-pengaturan energi yang sesuai
2 Penyesuaian energi digunakan jika beratnya memenuhi
3. Mneghitung energi seperti berikut:
a.) mengunakan formula Haris-Beneditc (BBE) untuk dua puluh empat jam didasarkan usia jenis kelamin dan ukuran pada individu dengan berat badan ideal sekitar1 kalori/kgjam x 24 jam.
b). Tambahan aktivitas seperti presentasi BBE sebagai berikut:
Tidak melakukan aktifitas ……………………… 20 %
Tenag…………………………………………….. 30 %
Aktifitas…………………………………………… 50-75 %
c). Penambahan dari 10 % dari hasil total untuk efek pada makanan , hasilya adalah totoal energi yang di perlukan dengan criteria:
Tidak aktif = kalori 10-12 kalori/ bb
Aktif = kalori 13-15 kalori/bb
Sangat aktif = kalori 16-20 kalori/bb
4. Metode yang lain untuk menunjukkan tingkat kegemukan perlu mengurangi 500-750 kalori dari energi total kebutuhan sehari-hari, untuk orang yang sangat gemuk dikurangi 1000 kal/hari.

5. Energi yang dibutuhkan anak-anak antara 36-45 kal /1b
Remaja laki-laki = 20-36 kal/1b
Remaja wanita = 15-20 kal /1b
Menurut Sawer Wein., menyatakan dengan rumus
BMR = 660 + (13,7) + (1,5 x 1) – (6,8 x a)….untuk laki-laki
BMR = 653 + (9,6 x w) + (1,7 x 1) -(4,7 x a)…untuk wanita
Dengan: BMR =Produk panas dalam 24 jam (kalori)
W = berat badan (kg)
L = tinggi badan (cm)
A = usia (th)
Kecukupan protein
Tubuh manusia memerlukan berbagai zat gizi yang satu sama yang lain saling mempengaruhi. Bayaknya protein dalam tubuh didasarkan oleh dua hal pokok berikut:
1.    Untuk memenuhi kebutuhan basal (minimal ) di mana apabila jumlah kebutuhan ini tidak dipengaruhi maka kesehatan tubuh akan terganggu dan pertumbuhan normal tidak akan tercapai.
2.    Sejumlah tambahan untuk mengimbangi adanya kerusakan infeksi , stress dan sebagainya.
Tubuh kita tidak dapat menghindari kehilangan-kehilangan protein terutama yang terjadi melalu air seni, kotoran(feses) dan kulit. Dari penelitian -penelitian diperoleh suatu formula yang di kenal dengan cara factorial (factorial method) untuk memperoleh angka kebutuhan protein sebagai berikut:
R =(U b + F b S + G) x 1,1
Keterangan
R = kebutuhan nitrogen per kg berat badan sehari
Ub= Kehilangan nitrogen basl melalui air seni per kg berat badan sehari
Fb = Kehilangan nitrogen basal melalui kotoran per kg sehari
S = Kehilangan nitrogen melalui kulit per kg berat badan sehari
G = Kebutuhan nitrogen untuk pertumbuhan per kg sehari
1,1 = tambahan 10 % untuk safety margin
Kecukupan vitamin
Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu, harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D. Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbetuk provitamin atau calon vitamin (Precussor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif.
Kecukupan mineral
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan Torres (1971) yang menadakan penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi
% Penyerapan
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati
1 %
6 %
3 %
11 %
13 %
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya. Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.
Zat gizi dapat digolongkan, yaitu golongan Makromolekul (teh, protein dan lemak) serta mikromolekul vitamin dan mineral. Meskipun merupakan komponen yang paling vital untuk kehidupan, pada bahan pangan hewani dapat berupa daging (sapi, kerbau, kambing, ayam, unggas, kelinci dan lain-lain), sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin dan mineral. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh. Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.
Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan telah diteliti dan dilaporkan oleh Martinez dan Torres (1971) yang menadakan penelitian dengan menggunakan sampel 524 orang dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 1. Penyerapan gizi dari berbagai jenis makanan.
Besi dari komoditi
% Penyerapan
Beras
Kedelai
Jagung
Ikan
Hati
1 %
6 %
3 %
11 %
13 %
Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya. Frevalensi pembeseran kelenjar gondok di indonesia temasuk sangat tingi. Karenanya defesiensi yudium atau gondok andemik merupakan salah satu masalah gizi utama.
Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.
Pemerintah indonesia sendiri juga telah banyak melakukan usaha untuk menuingkatkan keamanan pangan dan status gizi masyarakat. Banyak kegiatan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga) telah banyak dilakukan oleh pemerintah. Namun demikian masih cukup banyak kelompok yang rentan gizi yang lebih cenderung kepada kekurangan gizi (defisiensi gizi, under nutrions)daripada kelebihan gizi (over nutrion). Kelompok tersebut adalah:
1.    Bayi
2.    Anak balita
3.    Anak sekolah
4.    Remaja
5.    Ibu hamil
6.    Ibu menyusui, dan
7.    Lanjut usia
Dari ketujuh kelompok rentan gizi tersebut yang dapat perhatian khusus pemerintah adalah Ibu hamil atau menyusui dan BALITA. Hal ini dimaksudkian agar terlahir generasi yang potensial yang pertumbuhannya, perkembangan, dan kesehatannya tidak terganggu oleh asupan gizi yang kurang.
Standart kebutuhan gizi untuk masa balita
Di indonesia kelompok anak BALITA menunjukkan prevalansi paling tinggi untuk menderita KKP dan devensiasi vitamin A serta anemia devensiasi gizi Fe.kelompok umur ini sulit di jangkau oleh berbagai upaya kegiatan perbaikan gizi dan kesehatan lainya,karena tidak dapat sendiri ke tempat pelayanan gizi dan kesehatan.perbaikan gizi kelompok BALITA,program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) dan UPGK (Usaha Perbaikan Gizi Keluarga).Di taman BALITA diadakan upaya rehabilitasiderita KKP dan melatih para ibu dan mereka yang bertanggung jawabatas pengurusan BALITA di dalam keluarga,bagaimana mengurus dan memasak serta menyediakan makanan bergizi untuk anak BALITA.proyek PMT berupa pemberian makanan bergizi suplemen pada makanan anak BALITA yang biasa dikomsumsi untuk terapi dan rehabilitasi anak-anak yang kondisi gizinya tidak memuaskan.kegiatan-kegiatan diatas terutama ditujukkan pada masyarakat yang kurang mampu.sedangkan progam UPGK merupakan upaya pendidikan terpadu untuk menigkatkan produksi bahan makanan bergizi di lahan pekarangan sekitar rumah,dipergunakan untuk komsumsi menigkatkan kondisi kesehatan keluarga.
Untuk menjamin pertumbuhan,perkembangan,dan kesehatan BALITA,maka perlu asupan gizi yang cukup.Menurut anjuran makanan satu hari yang dikeluarkan Departemen Kesehatan RI untuk anak usia1-3 tahun membutuhkan 1,5 mangkok nasi (@ 200g) atau padananya,0,5 ikan (50g) atau padananya,2 tempe (@ 25 g) atau padanannya, semangkok sayur (1000g),seiris buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas susu (200 ml) Bagi anak usia 4-6 tahun membutuhkan 2 mangkok nasi (@200g) atau padanannya,1 ikan (50 kg) atau padananya 3 tempe (@25g) atau padanannya ,i,5 mangkok sayur (100 g) ,2 iris buah pepaya(@100g) atau padanannya, dan segelas susu (200 ml).Asupan gizi tersebut akan menjamin tercukupinya kebutuhan kalori untuk BALITA antara 1360-1830 kalori/anak /hari dan kebutuhan protein untuk BALITA antara 16-20 g/anak /hari.
Standart kebutuhan gizi untuk masa remaja.
Masa remaja merupakan periode dari pertumbuhan dan proses kematangan manusia, pada masa ini terjadi perubahan yang sangat unik dan berkelanjutan. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi akan mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Ketidakseimbangan antara asupan kebutuhan atau kecukupan akan menimbulkan masalah gizi, baik itu berupa masalah gizi lebih maupun gizi kurang.
Status gizi dapat ditentukan melalui pemeriksaan laboratorium maupun secara antropometri. Kekurangan kadar hemoglobin atau anemi ditentukan dengan pemeriksaan darah. Antropometri merupakan cara penentuan status gizi yang paling mudah dan murah. Indeks Massa Tubuh (IMT) direkomendasikan sebagai indikator yang baik untuk menentukan status gizi remaja.
Masalah gizi pada remaja akan berdampak negatif pada tingkat kesehatan masyarakat, misalnya penurunan konsentrasi belajar, risiko melahirkan bayi dengan BBLR, penurunan kesegaran jasmani. Banyak penelitian telah dilakukan menunjukkan kelompok remaja menderita/mengalami banyak masalah gizi. Masalah gizi tersebut antara lain Anemi dan IMT kurang dari batas normal atau kurus. Prevalensi anemi berkisar antara 40%-88%, sedangkan prevalensi remaja dengan IMT kurus berkisar antara 30%-40%. Banyak faktor yang menyebabkan masalah ini. Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab yang mempengaruhi masalah gizi tersebut membantu upaya penanggulangannya dan lebih terpengaruh dan terfokus.
Metodologi : Analisis didasarkan pada data dari studi dengan rancangan potong lintang yang berasal dari studi morbiditas dan disabilitas SKRT 2001 dan data SUSENAS 2002. Sampel dalam analisis ini adalah remaja umur 10-19 tahun yang mempunyai data lengkap yang diperlukan. Anemi ditentukan dengan metode hemoque, dan digunakan batasan anemi menurut umur dari WHO. Gizi kurang atau kurus ditentukan dengan batasan BMI menurut umur dari WHO dengan batas kurus < 5 percentile.
Faktor yang menjadi variabel independen dalam analisis ini masing-masing terdiri dari 15 variabel yaitu : pendidikan, umur, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, aktifitas fisik, kebiasaan merokok, kebiasaan minum minuman keras, kebiasaan sarapan pagi, konsumsi obat modern, konsumsi obat tradisional, kecukupan konsumsi energi, sakit diderita satu tahun lalu, keluhan sakit satu bulan lalu dan anemi maupun IMT.
Untuk analisis lanjut, variabel kandidat dipilih berdasarkan analisis bivariat dengan nilai p < 0,05. Analisis regresi logistik ganda dilakukan untuk mendapatkan secara bersih hubungan variabel dependen dan independen, sehingga diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi anemi maupun gizi kurang/kurus pada remaja. Hasil : Prevalensi anemi pada remaja sebesar 25,5 % dengan rincian laki-laki 21 % dan 30 % pada perempuan. Prevelensi lebih besar di perdesaan (27 %) dibanding di perkotaan 22,6 %. Prevalensi gizi kurang dengan IMT < 5 persentil, sebesar 17,4 % dengan rincian 20, 7 % pada laki-laki dan 14,1 % pada perempuan. Prevalensi kurus lebih tinggi di perdasaan (18,7 % ) dibandingkan di perkotaan (15,4 %). Gambaran gaya hidup yang diwakili oleh 7 variabel, menunjukkan 88,71% responden menggunakan waktunya beraktifitas dengan aktif.
Kebiasaan merokok ditemukan pada sekitar 10% dari responden, sedangkan konsumsi minuman keras 1,2%. Umumnya responden telah terbiasa melakukan sarapan pagi (94%). Kecukupan energi yang berasal dari beras menunjukkan hanya sebanyak 38,3% remaja mengkonsumsi > 70% dari kecukupan yang dianjurkan. Status kesehatan dalam analisis ini diwakili dua variabel yaitu sakit yang diderita 1 tahun lalu dengan jumlah 7 % dan dan keluhan sakit 1 bulan lalu dengan jumlah 40 %.
Hasil analisis pada variabel dependen anemi menunjukkan dari 4 variabel sosial ekonomi dan demografi, didapat 3 variabel yang dapat menjadi kandidat untuk analisis multivariabel (p < 0,25) yaitu pendidikan, jenis kelamin dan wilayah. Umur secara teori termasuk variabel yang berpengaruh, sehingga walaupun dalam analisis bivariat tidak memenuhi kriteria sebagai variabel kandidat, namun dalam analisis lebih lanjut dimasukkan sebagai variabel kandidat.
Dari keempat variabel, faktor resiko menjadi anemi hampir sama, kecuali jenis kelamin pria yang resiko menjadi anemi hanya 0,6 kali dibanding perempuan. Dari ketujuh variabel gaya hidup, 3 variabel diantaranya memenuhi syarat menjadi variabel kandidat dalam analisis regresi logistik ganda anemi yaitu merokok, kebiasaan sarapan pagi dan kecukupan konsumsi energi.
Responden yang merokok mempunyai risiko 1,35 kali lebih tinggi menjadi anemi dibanding yang tidak merokok. Dari 3 variabel status kesehatan, kesemuanya memenuhi syarat menjadi variabel kandidat. Sakit yang diderita satu tahun menimbulkan resiko anemi sebesar 1,4 kali pada responden yang sakit, keluhan sakit 1 bulan lalu memberi risiko 1,2 kali dan responden yang kurus mempunyai resiko menjadi anemi sebesar 1,4 kali.
Untuk analisis bivariat dengan variabel dependen IMT, variabel sosial ekonomi dan demografi diwakili oleh 4 variabel yaitu pendidikan, jenis kelamin, umur yang dikategorikan dan wilayah.
Dari 4 variabel ini umur remaja menengah (14 – 16 tahun) mempunyai resiko paling tinggi yaitu 4 kali menjadi kurus, selain itu juga tingkat pendidikan. Responden dengan tingkat pendidikan tidak sekolah mempunyai resiko 3 kali lebih besar untuk menjadi kurus dibanding responden dengan berpendidikan. Jumlah responden yang tidak berpendidikan sangat kecil (1,3%), karena itu dalam analisis multivariate dikelompokan dengan responden yang tingkat pendidikannya tidak sesuai umur. Sedangkan pada variabel dependen IMT dari 7 variabel gaya hidup didapat 2 variabel yang dapat menjadi kandidat yaitu, kebiasaan merokok dan kebiasaan minum minuman keras.
Pada orang yang merokok mempunyai risiko menjadi kurus 2 kali lebih besar dibanding yang tidak merokok. Pada variabel dependen IMT, didapat 2 variabel kandidat yaitu sakit satu bulan lalu dengan risiko kurus 1,3 kali dan pada penderita anemi risiko menjadi kurus 1,4 kali.
Kesimpulan : Hasil analisis Regresi Logistik Ganda dengan variabel dependen anemi didapat model awal dengan 8 faktor determinan anemi yaitu pendidikan, jenis kelamin, wilayah, kebiasaan sarapan pagi, kecukupan energi, sakit yang diderita satu tahun, keluhan sakit satu bulan lalu dan kurus/IMT. Sedangkan pada analisis Regresi Logistik Ganda dengan variabel dependen IMT didapat , model dengan 5 variabel yaitu kebiasaan minum minuman keras, sakit 1 bulan lalu dan anemi serta jenis kelamin yang berinteraksi dengan umur dan keluhan sakit 1 bulan lalu.
Standart kebutuhan gizi masa dewasa.
Jumlah kebutuhan energi seseorang pada dasarnya berbeda tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, dan aktifitas seseorang. Sebagai contoh, seseorang laki-laki dewasa (20 – 59 tahun) dengan barat badan 62 kg, tinggi 165 cm dan aktifitas sedang membutuhkan energi kurang lebih 3000 kilo kalori, sedangkan bila wanita dewasa berat 54 kg tinggi 156 cm dengan aktifitas sedang membutuhkan 2250 kilo kalori. Apabila orang yang sama dengan aktifitas lebih berat, maka kebutuhan bagi laki-laki sebesar 3600 kilo kalori dan wanita 2600 kilo kalori.

Contoh Menu Dengan Energi 2500 kilo kalori, 2000 kilo kalori dan 1700 kilo kalori:
waktu

Jenis Hidangan

Ukuran Rumah Tangga Untuk
2500 kilokalori
2000 kilokalori
1700 kilokalori
Pagi
Nasi
2 sendok nasi
2 sendok nasi
1 sendok nasi
Daging bumbu semur
1 potong
1 potong
½ potong
Tumis kacang panjang + tauge
½ mangkok
½ mangkok
½ mangkok
Teh manis
1 gelas
1 gelas
1 gelas
10.00
Bubur kacang hijau
1 gelas
1 gelas
1 gelas
Siang
Nasi
3 sendok nasi
2 sendok nasi
1½ sendok nasi
Ikan goreng
1 potong
1 potong
1 potong
Tempe bacem
2 potong
1 potong
1 potong
Lalap
½ mangkok
½ mangkok
½ mangkok
Sayur asem
1 mangkok
1 mangkok
1 mangkok
Sambal tomat
1 sendok makan
1 sendok makan
1 sendok makan
Nenas
1 potong
1 potong
1 potong
16.00
Buah
-
-
1 potong
Malam
Nasi
3 sendok makan
2 sendok makan
1½ sendok makan
Pepes ayam
1 potong
1 potong
1 potong
Tahu balado
1 potong
1 potong
1 potong
Sayur bening bayam + jagung muda
1 mangkok
1 mangkok
1 angkok
Pepaya
1 potong
1 potong
1 potong
Standart kebutuhan gizi untuk ibu hamil.
Proses kehamilan akan menigkatkan metabolisme energi hal ini disebabkan dalam kehamilanterjadi proses pertumbuhan bayi,dan proses penyesuaian fisiologik dan metebolisme selama kehamilan.Dalam masa kehamilan.,berat badan seorang ibu dapat bertambah sekitar 11-13 kg yang disebabkan oleh pembesaran janin (rata-rata 3,4 kg), jaringan plasenta (1,5 kg), uterus (0,4 kg), payudara (1,5 kg), volume darah (1,5 kg), air ketuban (2,9 kg), dan lain-lain. Peningkatan berat badan tersebut membutuhkan makanan yang bergizi, baik karbohodrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. Menurut informasi Vanderbit Maternal Nutrition Study bahwa kebutuhan gizi penting bagi ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tabel kebutuhan gizi ibu hamil
Bahan gizi
Kebutuhan
Trisemester I
Trisemester II
Trisemester III
Kalori (karbohidrat, dan lemak)
2140 kalori
2200 kalori
2020 kalori
protein
75 g
75 g
70 g
kalsium
1,1 g
1,1 g
1,0 g
besi
13 g
14 g
13 g

Standart kebutuhan gizi ibu menyusui
Menyusui anak sangat di anjurkan baik dari segi kesehatan maupu Agama. Islam sanagat menganjurkan agar ibu-ibu muslimah menyempurnakan susuanya selama dua tahun ,jika ingin menghentikan susuanya maka hendakalah ia bermusyawarah dengan suaminya untuk menentukan ibu susuanya untuk menentukan ibu susuan pengganti lainya.seseorang ibu yang menyusui memerlukan 2700-3000 kalori setiap harinya.cadangan lemak setiap hari akan mensuplai 200-300 kalori perhari.ibu yanh hamil harus banyak menkomsumsi sumber protein (daging ,keju, telur, dan susu) agar Asi berkualitas.Asi yang berkualitas dapat menyediakan asam amino bagi bayi.Asi merupakan makanan utama yang ideal untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologik bayi,merupakan satu-satunya jenis pangan atau cairan yang perlu diminum oleh anak manusia dalam waktu empat samapai dengan enam bulan pertama kehidupanya.Asi memiliki unsur-unsur seperti kalsium dan zat besi sehingga bayi yang di beri Asi hampir tidak mengalami Anemia .bayi yang di beri asi dapat bermanfaat terhadap pertumbuhan jaringan otaknya,dan tahan terhadap flu,brokitis ,pneumonia,diare karena Asi mengandung macropages yaitu zat penagkal peyakit seperti imunoglubilin,protein yang kaya vitamin B12 (asam folat),Asi juga mengandung antibodi ,butir-butir darah putih yang melindungi bayi.
Asam amino
Kebutuhan yang di anjurkan (mg/gprotein)
Kandungan dalam ASI
(mg/g protein)
Histidin
14
26
Isoliusin
35
46
Leusin
80
93
Metionin dan sistin
29
42
Lisin
52
66
Finilananin dan tirosin
63
72
Ttreonin
44
43
Valin
47
55
Jumlah
364
443
Jika asupan ibu hamil kurang, maka ibu hamil dapat terserang peyakit kekurangan kalori protein (KKP) baik yang berupa marasmus dan khawisiokhor Untuk menjamin kesehatan ibu menyusui dan pertumbuhan/ perkembangan bayi maka perlu asupan gizi yang cukup.menurut anjuran makanan satu hari yang Dikeluarkan oleh departemen Kesehatan RI untuk ibu yang menyusui membutuhkan 5 mangkok nasi (@ 200 g) atau padanannya , 2 ikan (50g) atau padananya tempe (@ 25 g) atau padanannya,3 mangkok sayur (100 g), dua irs buah pepaya (100 g) atau padanannya,dan segelas susu (200 ml.)
Perencanaan pemenuhan kecukupan gizi
Zat gizi sangat berperan dalam peningkatan sumberdaya manusia. Sayangnya, kita masih mengalami gizi kurang dan gizi buruk karena kurangnya asupan zat makanan bergizi. Selain itu, upaya pemerintah selalu ada, tapi terkadang setelah sampai di target, sasarannya menjadi kurang pas karena pemahaman masyarakat mengenai pemenuhan gizi masih minim. Ternyata, gizi yang baik dan berkualitas tak harus mahal.
Persoalan gizi seolah menjadi tema yang tak pernah kering dibahas karena menyangkut sumberdaya manusia. Sebenarnya masalah gizi apa yang kerap terjadi di masyarakat kita saat ini? Masalah gizi makro dan gizi mikro. Masalah makronya kurang kalori protein, sehingga marasmus dan kwasiorkor. Kadang tidak terdeteksi dan itu memberi dampak berat. Sedangkan masalah gizi mikro yang umum adalah anemia, kekurangan vitamin A, gondok, defisiensi zink dan selenium. Masalah gizi terjadi di Indonesia dan itu sudah ada tendensi termasuk di Sulsel. Yang paling banyak adalah defisiensi vitamin A, gondok, defisiensi yodium dan anemia.
Perencanaan pemenuhan kebutuhan gizi (kecukupan kalori dan protein )dapat dilakukan melaui 7 langkah utama,yaitu sebagai berikut:
1.    Menentukan kebutuhan energi
pada umumnya perhitungan energi orang dewasa menggunakan teori BMR.Dengan demikian di hitung dulu basal metabolismenya dengan cara-cara yang di uraikan dimuka atau memakai cara menghitung yang praktis meskipun kasar,yaitu:
BMR = 1kalori /kg berat badan /jam
Setelah ditemukan,kemudian hitung energi yang digunakan untuk melakukan pekerjaan yang eksternal (kesehatan fisik ),dan keadaan fisiologis tertentu (misalnya dalam keadaan pregenansi dan laktasi) .Makanan merupakan campuran dari ketiga zat sumber sumber energi dengan proporsi yang berbeda -beda.mnaka pengaruh dari campuran tersebut juga berbeda berkisar antara 6-30 % praktisnya bisa di ambil saja rata-rata 10 % .penentuan kebutuhan energi (kalori) juga dapat menggunakan berbagai tabel kebutuhan enrgi (kalori) berdasarkan umur dan jenis kelamin serta Aktivitas yang di lakukanya.
1.    Menentukan kebutuhan protein untuk menentukan kebutuhan protein dapat dilakukan melalui tabel.
2.    Memperhatikan zat gizi bahan pangan yang ingindi gunakan yaitu memperhatikan bahan yang akan dimakan .Hal ini untuk mengetahui kandungan kalori, karbonhidrat ,lemak ,protein ,dan air.Untuk kepentingan ini dapat menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan RI .Dalam menggunakan daftar komposisi Bahan Makanan perlu di perhatikan bydd(berat yang dapat dimakan). Pemilihan menu harus disesuaikan dengan pola makan yang bersangkutan ,seperti kebiasaan memakan nasi dengan jumlah tertentu,adnya buah dan sayur pantangan, adanya buah dan sayur kesukaan,dan juga kebiasaan minum susu.
Tabel rencana pemenuhan gizi
Jenis bahan pangan
kalori
K
L
P
300 gr beras giling
100
226,7
2,1
20,4
100 gr daging kambing
154
0
0,2
16,6
100 gr tahu
68
1,6
4,6
7,8
100 gr selada air
11,73
2,07
0,207
1,173
150 gr jeruk manis
48,6
12,096
0,216
0,54
500 gr susu kental
1680
275
5,0
41
total
3042,23
527,466
66,323
87,513
















DAFTAR PUSTAKA
Krisno, agus, DR. Dasar-dasar ilmu gizi. UMM PRESS. Malang









Tidak ada komentar:

Posting Komentar